Jumat, 16 Januari 2015

KATARAK



 KATARAK

A.  KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur – angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya.
Katarak adalah terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa. Umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun (Doenges, 1999).
2. Etiologi
a)   Trauma
b)   Terpapar substansi toksik
c)   Penyakit
d)   Iinfeksi virus di masa pertumbuhan janin
e)   Usia lanjut
3. Manifestasi Klinis
a)   Penglihatan kabur seperti melihat kabut atau asap
b)   Pupil mengecil akibat kekeruhan pada lensa
c)   Merasa silau atau melihat cahaya yang terlalu terang
d)   Pada pupil terdapat bercak putih/leukokoria
e)   Mata sering berair
4. Penatalaksanaan Medis
a)   Pembedahan
      Metoda yang paling populer dalam mengeluarkan katarak adalah ECCC (extracapsular cataract extraction) atau ekstraksi lensa ekstrakapsular.
b)   Koreksi lensa
      Dilakukan karena lensa atau isi lensa dikeluarkan maka perlu menggantikannya, yaitu dengan lensa intraokular. Ini yang paling sering. Sedangkan metode lain adalah lensa eksternal, kaca mata katarak atau lensa kontak (contact lens).
5. Patofisiologi
Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya keseimbangan antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membran semipermeable. Apabila terjadi peningkatan jumlah  protein yang tidak dapat diserap, mengakibatkan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain sehingga membentuk massa transparan atau bintik kecil di sekitar lensa, membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan cairan dan disintegrasi pada serabut tersebut mengakibatkan jalannya cahayanya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.
6. Penatalaksanaan Medis
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilaton pupil dan retraksi kuat sampai titik dimana kelayan melakukan aktivitas sehari – hari, maka penanganan konservatif.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandangan mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup atau bika visialisasi segmen posterior sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau saraf optikus seperti : diabetes dan glaukoma. Ada dua macam teknik pembedahan, yaitu ekstraksi katarak intra kapsuler dan esktraksi katarak ekstra kapsuler.


Clinical Pathway Katarak
 



























B.  KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.  Aktivitas / istirahat
Gejala :     perubahan aktifvitas biasanya/hobby sehubungan dengan gangguan penglihatan.
b.  Makan / cairan
Gejala :     mual / muntah (pada komplikasi kronik / glaukoma akut)
c.  Neurosensori
Gejala :     gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat / merasa di ruang gelap.
Tanda : tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil.
d.  Nyeri / kenyamanan
Gejala :     ketidaknyamanan ringan/mata berair. Nyeri tiba – tiba, berat menetap atau tekanan pada sekitar mata.
e.  Penyuluhan dan pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskular, riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, ketidakseimbangan endokrin.
2. Diagnosa Keperawatan
a.  Pre Operasi
·         Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.
·         Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.
b.  Post Operasi
·         Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur invasif.
·         Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (bedah pengangkatan).
·         Gangguan sensori – perceptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/ status organ indera, lingkugan secara terapeutik dibatasi.
·         Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.














3. Perencanaan
a.  Pre Operasi
No
Diagnosa Keperawatan
P e r e n c a n a a n
Tujuan dan kriteria  hasil
Intervensi
Rasional
1.
Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.
Tujuan : gangguan persepsi sensori teratasi.
Kriteria hasil :
·         Dengan penglihatan yang terbatas klien mampu melihat lingkungan semaksimal mungkin.
·         Mengenal perubahan stimulus yang positif dan negatif.
·         Mengidentifikasi kebiasaan lingkungan.
1. Orientasikan pasien terhadap lingkungan aktifitas.



2. Bedakan kemampuan lapang pandang diantara kedua mata.
3. Observasi tanda disorientasi dengan tetap berada di sisi pasien.
4. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sederhana seperti menonton TV, radio, dll.

5. Anjurkan pasien menggunakan kacamata katarak, cegah lapang pandang perifer dan catat terjadinya bintik buta.
6. Posisi pintu harus tertutup terbuka, jauhkan rintangan.
1. Memperkenalkan pada pasien tentang lingkungan dam aktifitas sehingga dapat meninggalkan stimulus penglihatan.
2. Menentukan kemampuan lapang pandang tiap mata.
3. Mengurangi ketakutan pasien dan meningkatkan stimulus.

4. Meningkatkan input sensori, dan mempertahankan perasaan normal, tanpa meningkatkan stress.
5. Menurunkan penglihatan perifer dan gerakan.


6. Menurunkan penglihatan perifer dan gerakan.
2.
Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.

Tujuan : kecemasan teratasi
Kriteria hasil :
·         Mengungkapkan kekhawatirannya dan ketakutan mengenai pembedahan yang akan dijalani.
·         Mengungkapkan pemahaman tindakan rutin perioperasi dan perawatan.

1.  Ciptakan lingkungan yang tenang dan relaks, berikan dorongan untuk verbalisasi dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
2.  Yakinkan klien bahwa ansietas mempunyai respon normal dan diperkirakan terjadi pada pembedahan katarak yang akan dijalani.
3.  Tunjukkan kesalahpahaman yang diekspresikan klien, berikan informasi yang akurat.
4.  Sajikan informasi menggunakan metode dan media instruksional.

5.  Jelaskan kepada klien aktivitas premedikasi yang diperlukan.

6.  Diskusikan tindakan keperawatan pra operatif yang diharapkan.

7.  Berikan informasi tentang aktivitas penglihatan dan suara yang berkaitan dengan periode intra operatif.
1. Membantu mengidentifikasi sumber ansietas.



2. Meningkatkan keyakinan klien.



3. Meningkatkan keyakinan klien.

4. Meningkatkan proses belajar dan informasi tertulis mempunyai sumber rujukan setelah pulang.
5. Pengetahuan yang meningkat akan menambah kooperatif klien dan menurunkan kecemasan.
6. Pengetahuan yang meningkat akan menambah kooperatif klien dan menurunkan kecemasan
7. Menjelaskan pilihan memungkinkan klien membuat keputusan secara benar.
b.  Post Operasi
No
Diagnosa Keperawatan
P e r e n c a n a a n
Tujuan dan kriteria  hasil
Intervensi
Rasional
1.
Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur invasive.

Tujuan  : nyeri teratasi
Kriteria  hasil  : 
·         klien melaporkan penurunan nyeri secara progresif dan nyeri terkontrol setelah intervensi.

1.  Bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan penghilangan nyeri yang efektif.

2.  Jelaskan bahwa nyeri dapat terjadi sampai beberapa jam setelah pembedahan.





3.  Lakukan tindakan mengurangi nyeri dengan cara:
-          Posisi : tinggikan bagian kepala tempat tidur, ganti posisi dan tidur, ganti posisi dan tidur pada sisi yang tidak dioperasi
-          Distraksi
-          Latihan relaksasi
4.  Berikan obat analgetik sesuai program
5.  Lapor dokter jika nyeri tidak hilang setelah ½ jam pemberian obat, jika nyeri disertai mual.
1. Membantu pasien menemukan tindakan yang dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri yang efektif.
2. Nyeri dapat terjadi sampai anestesi local habis, memahami hal ini dapat membantu mengurangi kecemasan yang berhubungan dengan yang tidak diperkirakan.

3. Latihan nyeri dengan menggunakan tindakan yang non farmakologi memungkinkan klien untuk memperoleh rasa kontrol terhadap nyeri.



4. Analgesik dapat menghambat reseptor nyeri.
5. Tanda ini menunjukkan peningkatan tekanan intra ocular atau komplikasi lain.
2.
Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (bedah pengangkatan).

Tujuan  :  infeksi tidak terjadi 
Kriteria hasil : 
§  Tanda-tanda infeksi tidak terjadi
§  Penyembuhan luka tepat waktu
§  Bebas drainase purulen , eritema, dan demam

1.  Tingkatkan penyembuhan luka dengan :
-          Beri dorongan untuk mengikuti diet seimbang dan asupan cairan yang adekuat

-          Instruksikan klien untuk tetap menutup mata sampai hari pertama setelah operasi atau sampai diberitahukan.

2.  Gunakan tehnik aseptic untuk meneteskan tetes mata :
-          Cuci tangan sebelum memulai
-          Pegang alat penetes agak jauh dari mata.
-          Ketika meneteskan hindari kontk antara mata dengan tetesan dan alat penetes.
3.  Gunakan tehnik aseptic untuk membersihkan mata dari dalam ke luar dengan tisu basah / bola kapas untuk tiap usapan, ganti balutan dan memasukkan lensa bila menggunakan.
4.  Tekankan pentingnya tidak menyentuh / menggaruk mata yang dioperasi.
5.  Observasi tanda dan gejala infeksi seperti : kemerahan, kelopak mata bengkak, drainase purulen, injeksi konjunctiva (pembuluh darah menonjol),  peningkatan suhu.
6.  Anjurkan untuk mencegah ketegangan pada jahitan dengan cara : menggunakan kacamata protektif dan pelindung mata pada malam hari.
7.  Kolaborasi obat sesuai indikasi :
-          Antibiotika (topical, parental atau sub conjunctiva)

-          Steroid.
-          Nutrisi dan hidrasi yang optimal meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, meningkatkan penyembuhan luka pembedahan.
-          Memakai pelindung mata meingkatkan penyembuhan dan menurunkan kekuatan iritasi kelopak mata terhadap jahitan luka.

2.  Tehnik aseptic menimalkan masuknya mikroorganisme dan mengurangi infeksi.






3.  Tehnik aseptic menurunkan resiko penyebaran infeksi / bakteri dan kontaminasi silang.

4.  Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi.

5.  Deteksi dini infeksi memungkinkan penanganan yang cepat untuk meminimalkan keseriusan infeksi.

6.  Ketegangan pada jahitan dapat menimbulkan interupsi, menciptakan jala masuk untuk mirkoorganisme

7.   
-          Sediaan topical digunakan secara profilaksis, dimana terapi lebih agresif diperlukan bila terjadi infeksi.
-          Menurunkan inflamasi.
3.
Gangguan sensori – perceptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/ status organ indera, lingkugan secara terapeutik dibatasi, ditandai dengan :
Menurunnya ketajaman, gangguan penglihatan.
Perubahan respo biasanya terhadap rangsang.
Hasil yang diharapkan:
·         Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
·         Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
1.  tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat




2.  orientasi pasien terhadap lingkungan, staf/ orang lain di area


3.  observasi tanda-tanda dan gejala-gejala disorientasi, pertahankan pengamanan tempat tidur sampai benar-benar sembuh dari anesthesia.

4.  ingatkan klien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesar ± 25%, penglihatan perifer hilang.
1. Kebutuhan individu dan pilihan intervensi dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progresif.
2.Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaaan, menurunkan cemas dan disorientasi pasca operasi.
3.Terbangun dalam lingkungan yang tak dikenal dan mengalami keterbatasan penglihatan dapat mengakibatkan bingung pada orangtua.
4.Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan bingung / meningkatkan resiko cedera sampai pasien belajar untuk mengkompensasi.
4.
Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, ditandai dengan klien kurang mengikuti instruksi, sering bertanya terjadi komplikasi yang dapat dicegah.

Tujuan  : Setelah diberikan tindakan keperawatan berupa HE diharapkan klien mengerti dengan kondisi, prognosis,dan pengobatan.
Kriteria hasil :
·         Dapat melakukan perawatan dengan prosedur yang benar
·         Dapat menyembuhkan kembali apa yang telah dijelasakan
1.  Kaji informasi tentang kondisi individu prognosis tipe prosedur, tipe prosedur lensa.
2.  Tekankan pentingnya evaluasi perawatan. Beritahu untuk melaporkan penglihatan berawan.
3.  Informasikan kepada klien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas.
4.  Dorong pemasukan cairan yang adekuat, makan terserat.

5.  Anjurkan klien untuk menghindari membaca, berkedip, mengangkat yang berat, mengejar saat defekasi, membongkok pada panggul, meniup hidung penggunaan spray, bedak bubuk, merokok.
1. Meningkatkan pemahaman dan kerjasama dengan program pasca operasi

2.Pengawasan periodic menurunkan resiko komplikasi serius.

3.Dapat bereaksi silang / campur dengan obat yang diberikan.
4.Memertahankan konsistensi faeces untuk menghindari mengejan
5.Aktifitas yang menyebabkan mata lelah tegang, manuver valsava atau meningkatkan TID dapat mempengaruhi hasil operasi dan mencetuskan perdarahan.
Catatan : iritasi pernapasan yang menyebabkan batuk / bersih dapat meningkatkan TID.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar