LAPORAN PENDAHULUAN
BATU SALURAN KEMIH
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Batu saluran kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan batu
di dalam saluran air kemih, yang dimulai dari kaliks sampai dengan uretra
anterior (RSU Dr. Soetomo Surabaya, 1994).
BSK dapat berkurang dari sekecil pasir hingga sebesar buah
anggur. Batu yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan
biasanya dapat keluar bersama dengan urine ketika berkemih.
Batu yang beradda di saluran kemuh atas (ginjal dan ureter)
menimbulkan kolik dan jika batu berada disaluran kemih bagian bawah (kandung
kemih dan uretra) dapat menghambat buang air kecil. Batu yang menyumbat ureter,
pelvis renalis maupun tubulus renalis (nyeri kolik yang hebat di daerah antara
tulang rusuk dan tulang pinggang yang menjalar ke perut dan juga daerah
kemaluan dan paha sebelah dalam). Hal ini disebebkan karena adanya respon
ureter terhadap batu tersebut, dimana ureter akan berkonsentrasi yang dapat
menimbulkan rasa nyeri kram yang hebat.
2. Etiologi
a. Faktor dari dalam (intrinsic),
seperti keturunan, usia (lebih banyak pada usia 35-50 tahun, dan jenis kelamin
(lebih banyak pria).
b. Faktor dari luar (ekstrinsik)
c. Gangguan aliran kencing (urine)
d. Infeksi saluran kemih
e. Kekurangan cairan (seperti pada
penderita diare yang kekurangan cairan).
3. Nursing Pathway

4. Manifestasi klinis
a. Nyeri pinggang (kemeng) pada sudut
kostovetebral
b. Nyeri kolik, dari pinggang
menjalar ke depan dan kearah genetalia disertai mual dan muntah
c. Hematuria, baik mikroskopik maupun
makroskopik
d. Disuria karena infeksi
e. Demam disertai menggigil
f. Retensi urine pada batu uretra
atau leher buli-buli
g. Dapat tampa keluhan
5. Penatalaksanaan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada seluruh kemih
secepatnya harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyakit yang lebih besar.
Indikasi untik melakukan tindakan/terapi pada batu seluruh kemih adalah jika
batu yang telah menimbulkan: Obstruksi,infeksi, atau harus diambil karena suatu
indikasi social. Obstruksi karena batu atau hidronefrosis dan batu yang
menyebebkan infeksi saluran kemih, harus segera dikeluarkan. Kadang kala batu
saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti diatas tetapi diderita oleh
seorang yang karena pekerjaanya mempunyai resiko tinggi dapat menimbulkan
sumbatan saluran kemih pada saat yang bersangkutan sedang menjalankan profesinya, dalam hal ini batu
harus dikeluarkan dengan cara medikamentosa, dipecahkan dengan louroESWL,
melalui tidakan endorologi, bedah laporoskopi, atau pembedah terbuka.
a. Terapi medikamentosa
b. ESWL (Extrocorporeal Shockwafe
Lithotrispi)
c. Bedah laporokopi
6. Pemeriksaan penunjang
a. Kaltur urine dan analisis urine
b. Radiologi
c. Ultrasound ginjal
d. Scan ginjal
e. Voiding cystourethrogram
f. Intravenous pyelogram (IVP)
7. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas pasien meliputi: Nama,
umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status pekawinan.
2) Keluhan utama meliputi: urine yang
keluar sedikit, nyeri pada daerah sekitar supra pubik, sakit atau panas saat
buang air kecil.
3) Riwayat penyakit
4) Pemeriksaan fisik
b. Diagnose
keperawatan
1. Gangguan eliminasi urin
berhubungan dengan obstruksi dan proses infeksi pada saluran kemih
2. Resiko kekurangan folume cairan
berhubungan dengan menurunya intake dan meningkatnya cairan yang hilang
3. Nyeri (akut) berhubungan dengan
inflamasi dan infeksi saluran kemih.
c. Intervensi
Keperawatan
1) Gangguan eliminasi urin
berhubungan dengan obstruksi dan proses infeksi pada saluran kemih
Tujua : Klien dapatmempertahankan
pola eliminasi secara adekuat
Kriteria hasil :
-
Kandung
kemih kosong secara penuh
-
Pasien
mengatakan peningkatan rasa nyaman
-
Bebas
dari ISK
Intervensi:
-
Kaji
pola berkemih pasien
-
Dorong
pasien untuk mengungkapkan perasaan dan keluhan
-
Jelaskan
kondisi perkemihan pasien kepada keluarga
-
Dorong
asupan cairan yang adekuat
2) Nyeri akut berhubungan dengan
obstruksi ureter
Tujuan : Nyeri
terkontrol
Kriteria hasil : Melaporkan nyeri
berkurang/terkontrol, rileks, mampu tidur atau beristirahat dengan cepat
Intervensi :
a) Memonitor nyeri intensitas (0-10)
dan penyebarannya
Rasional
: nyeri tiba-tiba dan hebat dapat menimbulkan ktekutan
b) Memberikan tindakan kenyamanan,
pijatan punggung
Rasional
: meningkatkan relaksasi dan ketegangan otot
c) Memotivasi untuk melakukan tehnik
nafas dalam
Rasional
: membantu dalam relaksasi otot
d) Melakukan kolaborasi pemberian
obat
Rasional
: menurunkan nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Burner and Suddart.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Ed 8.,Vol2.Jakarta:EGC
Long,
B.C., 1996. Perawatan Medikal Bedah : Suatu
Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta,
Marilyn.2000.Rencana
Asuhan Keperawatan.Edisi 3.Jakarta : EGC
urnomo,
BB (2000), Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar