Sabtu, 03 Januari 2015

LAPORAN PENDAHULUAN BATU SALURAN KEMIH




LAPORAN PENDAHULUAN
BATU SALURAN KEMIH

A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Batu saluran kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan batu di dalam saluran air kemih, yang dimulai dari kaliks sampai dengan uretra anterior (RSU Dr. Soetomo Surabaya, 1994).
BSK dapat berkurang dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur. Batu yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya dapat keluar bersama dengan urine ketika berkemih.
Batu yang beradda di saluran kemuh atas (ginjal dan ureter) menimbulkan kolik dan jika batu berada disaluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan uretra) dapat menghambat buang air kecil. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis (nyeri kolik yang hebat di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang yang menjalar ke perut dan juga daerah kemaluan dan paha sebelah dalam). Hal ini disebebkan karena adanya respon ureter terhadap batu tersebut, dimana ureter akan berkonsentrasi yang dapat menimbulkan rasa nyeri kram yang hebat.



2. Etiologi
a.  Faktor dari dalam (intrinsic), seperti keturunan, usia (lebih banyak pada usia 35-50 tahun, dan jenis kelamin (lebih banyak pria).
b.  Faktor dari luar (ekstrinsik)
c.  Gangguan aliran kencing (urine)
d.  Infeksi saluran kemih
e.  Kekurangan cairan (seperti pada penderita diare yang kekurangan cairan).



3. Nursing Pathway
 








4. Manifestasi klinis
a.  Nyeri pinggang (kemeng) pada sudut kostovetebral
b.  Nyeri kolik, dari pinggang menjalar ke depan dan kearah genetalia disertai mual dan muntah
c.  Hematuria, baik mikroskopik maupun makroskopik
d.  Disuria karena infeksi
e.  Demam disertai menggigil
f.  Retensi urine pada batu uretra atau leher buli-buli
g.  Dapat tampa keluhan

5. Penatalaksanaan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada seluruh kemih secepatnya harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyakit yang lebih besar. Indikasi untik melakukan tindakan/terapi pada batu seluruh kemih adalah jika batu yang telah menimbulkan: Obstruksi,infeksi, atau harus diambil karena suatu indikasi social. Obstruksi karena batu atau hidronefrosis dan batu yang menyebebkan infeksi saluran kemih, harus segera dikeluarkan. Kadang kala batu saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti diatas tetapi diderita oleh seorang yang karena pekerjaanya mempunyai resiko tinggi dapat menimbulkan sumbatan saluran kemih pada saat yang bersangkutan sedang  menjalankan profesinya, dalam hal ini batu harus dikeluarkan dengan cara medikamentosa, dipecahkan dengan louroESWL, melalui tidakan endorologi, bedah laporoskopi, atau pembedah terbuka.
a.  Terapi medikamentosa
b.  ESWL (Extrocorporeal Shockwafe Lithotrispi)
c.  Bedah laporokopi

6. Pemeriksaan penunjang
a.  Kaltur urine dan analisis urine
b.  Radiologi
c.  Ultrasound ginjal
d.  Scan ginjal
e.  Voiding cystourethrogram
f.  Intravenous pyelogram (IVP)

7. Asuhan keperawatan
a.  Pengkajian
1)  Identitas pasien meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status pekawinan.
2)  Keluhan utama meliputi: urine yang keluar sedikit, nyeri pada daerah sekitar supra pubik, sakit atau panas saat buang air kecil.
3)  Riwayat penyakit
4)  Pemeriksaan fisik



b.  Diagnose keperawatan
1.  Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi dan proses infeksi pada saluran kemih
2.  Resiko kekurangan folume cairan berhubungan dengan menurunya intake dan meningkatnya cairan yang hilang
3.  Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi dan infeksi saluran kemih.

c.  Intervensi Keperawatan
1)  Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi dan proses infeksi pada saluran kemih
Tujua : Klien dapatmempertahankan pola eliminasi secara adekuat
Kriteria hasil  :
-   Kandung kemih kosong secara penuh
-   Pasien mengatakan peningkatan rasa nyaman
-   Bebas dari ISK
Intervensi:
-   Kaji pola berkemih pasien
-   Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan keluhan
-   Jelaskan kondisi perkemihan pasien kepada keluarga
-   Dorong asupan cairan yang adekuat

2)  Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi ureter
Tujuan          : Nyeri terkontrol
Kriteria hasil  : Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, rileks, mampu tidur atau beristirahat dengan cepat
Intervensi :
a)  Memonitor nyeri intensitas (0-10) dan penyebarannya
Rasional : nyeri tiba-tiba dan hebat dapat menimbulkan ktekutan
b)  Memberikan tindakan kenyamanan, pijatan punggung
Rasional : meningkatkan relaksasi dan ketegangan otot
c)  Memotivasi untuk melakukan tehnik nafas dalam
Rasional : membantu dalam relaksasi otot
d)  Melakukan kolaborasi pemberian obat
Rasional : menurunkan nyeri



DAFTAR PUSTAKA

Burner and Suddart.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Ed 8.,Vol2.Jakarta:EGC
Long, B.C., 1996.  Perawatan  Medikal  Bedah : Suatu  Pendekatan  Proses  Keperawatan. Jakarta, 
Marilyn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3.Jakarta : EGC
urnomo, BB (2000), Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar