Sabtu, 03 Januari 2015

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS



LAPORAN PENDAHULUAN
HEPATITIS

1.  Pengertian
Hepatitis adalah  inveksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas.
Hepatitis merupakan peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan. Dimana juga merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan besar jenis virus, antara lain :Virus Hepatitis A ( HAV ), Virus Hepatitis B ( HBV ), Virus Hepatitis C ( HCV ), Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta, Virus Hepatitis E ( HEV )
2.  Penyebab
      Ada 5 jenis virus penyebab hepatitis, masing –masing menyebabkan tipe hepatitis yang berbeda yaitu:
a.  Virus Hepatitis A ( HAV )
b.  Virus Hepatitis B ( HBV )
c.  Virus Hepatitis C ( HCV )
d.  Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
e.  Virus Hepatitis E ( HEV )
     
      Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi, ingesti, atau pemberian obat secara parenteral ( IV ). Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin, seperti : industri toxins, alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik. Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan virus-virus lainnya , seperti : 
a.       Cytomegalovirus
b.      Virus Epstein-Barr
c.       Virus Herpes simplex
d.      Virus Varicella-zoster
      Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis,  tetapi kemungkinan mempunyai penyakit liver residu. Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif lama atau panjang, pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian
3.  Tanda dan Gejala
       Umumnya pada anak kecil dan bayi asimptomatik, sedangkan pada anak besar dan remaja dapat terjadi gejala prodromal inveksi viral sistemik seperti anoreksia, nausea, vomiting, fatigue, malaise, atralgia, mialgia, nyeri kepala, faringitis batuk dan koriza dapat mendahului timbulnya ikterus selama 2-3 minggu. Apabila hepar sudah membesar pasien dapat mengeluh nyeri perut kanan atas. Demam dengan suhu sekitar 38-390c lebih sering ditemukan pada hepatitis A, kadang-kadang dapat mencapai 400c. Urin berwarna gelap (seperti air teh) dan feses berwarna tanah (clay colored). Dengan timbulnya gejala ikterik/kuning maka biasanya gejala prodromal menghilang. Hepatomegali dapat disertai dengan nyeri tekan. Splenomegali dapat ditemukan pada 10-20 % pasien.
Perbandingan Berbagai Tipe Hepatitis Virus

Hepatitis A (hepetitis infeksiosa)
Hepatitis B (hepatitis serum)
Hepatitis C ( non-A, non-B hepatitis)
Delta Hepatitis
Hepatitis E


Penyebab
Virus hepatitis A(HAV)

Virus hepatitis B(HBV)

Virus hepatitis C(HCV)

Virus hepatitis D(HDV)

Virus hepatitis E(HEV)
Cara penularan
Jslur fecal-oral, sanitasi yang jelek, kontak antar manusia, dibawa oleh air dan makanan
Parentral, atau lewat kontak dengan penderita inveksi akut, kontak seksual, oral-oral, penularan perinatal dari ibu kebayinya
Transfusi darah dan produk darah, terkena darah yang terkontaminasi lewat peralatan atau parafenalia obat
Sama seperti HBV, antigen permukaan HBV diperlukan untuk replikasi;pola penularan serupa dengan pola penularan hepatitis B
Jalur fecal-oral, kontak antar manusia dimungkinkan meskipun resikonya  rendah
Waktu inkubasi (hari)
15–49 hari.
Rata-rata 30 hari
28–160 hari.
Rata-rata 70-80 hari
15-160 hari. Rata-rata 50 hari.
21–140 hari.
Rata-rata 35 hari
15-65 hari
Rata-rata 42 hari

Imunitas
Homulogus
Homulogus
Serangan kedua dapat homolugus menunjukkan imunitas yang rendah atau infeksi oleh agens lain
Homologus
homologus
Tanda dan gejala
Dpat terjadi dengan atau tanpa gejala;sakit mirip flu.
Fase praikterik:sakit kepala malaise, fatigue, anoreksia, febris.
Fase ikterik:urin yang berwarna gelap, gejala ikterus pada kulit dan sklera, nyeri tekan pada hati.
Dapat terjadi tanpa gejala dapat timbul atralgia, ruam.
Serupa dengan HBV; tidak begitu berat dan anikterik.
Serupa dengan HBV
Serupa dengan HAV, sangat berat dengan wanita yang hamil

















Hasil akhir
Biasanya ringan dengan pemulihan, angka fatalitas <1%. Tidak terdapat status karir atau meningkatnya resiko hepatitis kronis, sirosis atau kangker hati
Dapat berat. Angka fatalitas:1-10%, status karier mungkin tejadi, meningkatnya resiko hepatitis kronis, sirosis dan kanker hati.
Sering terjadi status karier yang kronis, meningkatnya resiko hepatitis kronis dan kanker hati.
Serupa dengan HBV, tapi kemungkinan status karier hepatitis aktif yang kronik dan sirosis lebih besar.

Serupa dengan HAV, kecuali sangat berat pada wanita yang hamil

4.  Pathofisiologi
      Setelah liver membuka sejumlah agen, seperti virus. Liver menjadi membesar dan mendesak dengan meradangnya sel-sel hati, lymfosit-lymfosit, bertambahnya cairan , sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman. Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas , nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar ( sel-sel hepar . Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan hepatitis E sangat terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien . Komplex kekebalan – Kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B . Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adlah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan aktifitas enzym, perbaikan sel-sel hepar. Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang, sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah. Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan .



5.  Pemeriksaan Penunjang
a.       Riwayat jaundice
b.      Riwayat kebersihan dan mungkin ada limbah pabrik
c.       Pemeriksaan fungsi hati, SGOT, SGPT, Billirubin dan sediment
d.      Biopsi hati
e.       Antibodi (antibody virus hepatitis  dan anti hepatitis)menunjukkan kerentanan atau pernah terpejan hepatitis.
f.       Uji serologis terhadap serum pasien.
6.  Penatalaksanaan Medis
      Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, deidrasi, factor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati yang membahayakan (gelisah, perubahab keperibadian, latergi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, study laboraturium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembanganpenyakit adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit.
a.  Globulin (Ig)-digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan).
b.  Pengobatan supportive
c.  Dirawat dirumah sakit bila ada indikasi
d.  Pemberian hidrasi dan nutrisi yang adekuat
e.  Memantau status neurology





7.  Diagnosa Keperawatan
a.  Gangguan integritas kulit berhubungan dengan ikterus dan status imunologi yang terganggu.
b.  Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan gangguan gastrointestinal.
c.  Resiko cedera berhubungan dengan hipertensi portal, perubahan mekanisme pembekuan dan gangguan dalam proses detoksifikasi obat.
8.  Penatalaksanaan Keperawatan
No
Diagnosa keperawatan
Intervensi keperawatan
Rasional
1
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan ikterus dan status imunologi yang terganggu.

1.  Observasi dan catat derajat ikterus pada kulit dan sklera
2.  Lakukan perawatan yang sering pada kulit, mandi tanpa menggunakan sabun, dan melakukan massase dengan lotion pelembut
3.  Jaga agar kuku pasien tetap pendek
1.  Memberikan dasar untuk deteksi perubahan dan evaluasi intervensi
2.  Mencegah kekeringan kulit dan meminimalkan pruritas
3.  Mencegah ekskoriasi kulit akibat garukan
2
Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan gangguan gastrointestinal.

1.  Motivasi klien untuk makan makanan dan suplemen makanan.
2.  Tawarkan makan makanan dengan porsi sedikit tapi sering
3.  Hidangkan makanan yang menimbulkan selera dan menarik dalam penyajiannya
1.  Motivasi sangat penting bagi pasien anoreksia dan gangguan gastrointestinal
2.  Makanan dengan porsi kecil dan sering lebih ditolerir oleh penderita anoreksia
3.  Meningkatkan selera makan dan tambah sehat
3
Resiko cedera berhubungan dengan hipertensi portal,perubahan mekanisme pembekuan dan gangguan dalam proses detoksifikasi obat.

1.  Amati setiap feses yang diekskresi untuk memeriksa warna, konsistensi dan jumlahnya.
2.  Waspadai gejala ansietas, rasa penuh pada epigastrium, kelemahan dan kegelisahan
3.  Periksa setiap feses dan muntahan untuk memeriksa darah yang tersembunyi

1.  Memungkinkan deteksi  perdarahan dalam traktus gastrointestinal
2.  Dapat menunjukkan tanda-tanda perdarahan dan syok
3.  Mendeteksi tanda dini yang menimbulkan adanya perdarahan.






PATHWAYS
 

















DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C . Bare, Breda G. (2002).
Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth . Edisi 2 . Jakarta : EGC
Mansjoer arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 2. Jakarta: Media Aeskulapius








Tidak ada komentar:

Posting Komentar