Jumat, 16 Januari 2015

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA



LAPORAN PENDAHULUAN
ANEMIA
1.  PENGERTIAN
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar penyakit, melainkan merupakan pencrminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh (Price, 2006). Anemia berarti kekurangan sel darah merah dapat disebabkan oleh hilangnya darah terlalu cepat atau karena terlalu lambat produksi sel darah merah (qyuiton, 1997).
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin dalam sirkulasi darah. Ada tiga kelompok besar anemia:
·         Perdarahan secara berlebihan. Misalnya perdarahan saluran cerna, keluarnya darah haid secara berlebihan, hemoroid (wasir) dan sebagainya.
·         Penurunan atau gangguan produksi sel darah merah. Ini dapat terjadi akibat kurangnya zat besi, vitamin B 12, dan folat.
·         Penghancuran sel darah merah yang berlebihan, misalnya akibat penyakit talassemia dan penyakit autoimun.
2.  PENYEBAB
Penyebab umum dari Anemia terjadi akibat berkurangnya hemoglobin, komponen yang dibutuhkan untuk membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Karena kekurangan oksigen maka muncul gejala kelelahan, pusing dan lain-lain. Salah satu faktor penyebab anemia adalah gaya hidup yang kurang sehat, kurang asupan zat yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin seperti zat besi, folat, dan vitamin B12.
3.  TANDA DAN GEJALA
Tergantung jenis anemia, penyakit yang mendasarinya, serta kondisi tiap-tiap orang. Jika anemia terjadi dalam waktu lama, maka gejalanya: mudah lelah, jantung sering berdebar-debar (terutama saat berolahraga), napas pendek dan kepala sakit (terutama saat berolahraga), sulit berkonsentrasi dan kepala pusing, kulit menjadi pucat, kram kaki, insomnia.
4.  PATHOFISIOLOGI NURSING PATHWAY
Definisi B12 Asam folat, besi
Kegagalan produksi SDM o/ sumsum tulang
Perdarahan/ hemofilia
Destruksi SDM berlebih
 


Penurunan SDM
HB berkurang
Sesak
Anemia
Suplai O2 dan nutrisi ke jaringan berkurang
Hipoksia
Gastro Intestinal
Mekanisme an aerob
Penurunan kerja GI
Kerja lambung menurun
Asam laktat meningkat
ATP berkurang
Peristaltic menurun
Nyeri
Energy u/ membentuk antibody berkurang
As. Lambung meningkat
Makanan susah dicerna
Kelelahan
Intoleransi Aktivitas
Anoreksia mual
Konstipasi
Resiko infeksi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Gangguan Perfusi jaringan
perifer
Kurang asupan zat gizi
Cadangan zat besi tidak mencukupi
Infeksi granulositopenia
demam
Hipertermi
Gangguan pertukaran gas O2

Menurunnya defisiensi zat besi
Aplasia granulopresis
 



























5.  PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.  Pemeriksaan darah lengkap : retikulosit (jumlah darah bervariasi dari 30% - 50%), leukositos (khususnya pada krisis vaso-oklusit) penurunan Hb/Ht dan total SDM.
b.  Pemeriksaan pewarnaan SDM : menunjukkan sabit sebagian atau lengkap, sel bentuk bulan sabit.
c.  Elektroforesis hemoglobin : mengidentifikasi adanya tipe hemoglobin abnormal dan membedakan antara anemia sel sabit dan anemia sel trait.
A.  PENATALAKSANAAN MEDIS
Pada anemia defisiensi zat besi, folat, atau vitamin B12, maka cara yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi makanan yang mengandung zat tersebut. Untuk diperhatikan:
1.  Sumber zat besi adalah daging berwarna merah (sapi, kambing, domba), buncis, sayuran hijau, telur, kacang-kacangan, sea food. Sumber folat adalah buah segar, sayuran hijau, kembang kol, hati, ginjal, produk olahan susu. Sebaiknya sayuran dikonsumsi mentah atau setengah matang. Sumber vitamin B12 adalah daging dan produk olahan susu, daging, hati, ginjal, tiram, keju, dan telur.
2.  Mengonsumsi suplemen zat besi mungkin diperlukan dalam beberapa tahun dengan mewaspadai efek sampingnya. Kelebihan zat besi mengakibatkan kelelahan, muntah, diare, sakit kepala, mudah tersinggung, dan muncul masalah pada persendian.
3.  Vitamin C diperlukan untuk membantu penyerapan besu di dalam saluran pencernaan, kecuali penderita gangguan pencernaan. Sebab vitamin C bisa memperparah penderita gangguan pencernaan.
4.  Hindari kafein, misalnya kopi atau teh dalam jumlah banyak, karena kafein dapat mengganggu penyerapan besi di saluran pencernaan.
5.  Hindari alkohol dan obat-obatan tertentu yang dapat mengakibatkan defisiensi asam folat.
6.  Jika Anda seorang vegetarian, konsultasikan kepada dokter atau ahli nutrisi tentang diet untuk mencukupi kebutuhan vitamin B12. Mungkin diperlukan suplemen untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
7.  Kekurangan vitamin B12 juga dapat disebabkan oleh infeksi parasit, konsultasikan ke dokter untuk mengatasi infeksi tersebut.
Hubungi dokter bila:
a)  Penderita merasakan kelelahan menetap, kesulitan bernapas, denyut nadi cepat (di atas 100 kali/menit), kulit menjadi pucat atau terdapat tanda lain terjadinya anemia.
b)  Periode menstruasi sangat mengganggu, atau terdapat penyakit perlukaan saluran cerna (ulkus), hemoroid (wasir), atau kanker kolon (usus besar).
B.  KOMPLIKASI
Merasa cepat lelah saat bekerja sehingga produktivitas juga menurun. Karena jantung harus bekerja lebih keras untuk mengkompensasi kekurangan oksigen di dalam darah akibat anemia, pada akhirnya dapat mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
Jika anemia yang terjadi akibat defisiensi B12, secara bersamaan juga bisa terjadi kerusakan saraf dan gangguan fungsi otak. Karena Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk kesehatan saraf dan fungsi otak.

C.  MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1.  Identifikasi klien : nama klien, jenis kelamin, agama, suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
2.  Identitas penanggung
3.  Keluhan utama dan riwayat kesehatan masa lalu
Keluhan utama : pada keluhan utama akan nampak semua apa yang dirasakan klien pada saat itu seperti kelemahan, nafsu makan menurun dan pucat.
4.  Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat kesehatan masa lalu akan memberikan informasi kesehatan atau penyakit masa yang pernah diderita.
Pemerisaan fisik
5.  Aktivitas/ istirahat
Gejala: Keletihan/ kelemahan terus-menerus sepanjang hari.
Kebutuhan tidur lebih besar dan istirahat.
Tanda : Gangguan gaya berjalan
6.  Sirkulasi
Gejala: Palpitasi atau nyeri.
Tanda : Tekanan darah menurun, nadi lemah, pernafasan lambat, warna kulit pucat atau sianosis, konjungtiva pucat.
7.  Eliminasi
Gejala : Sering berkemih, nokturia (berkemih malam hari.
8.  Integritas ego
Gejala : Kuatir, takut.
Tanda : Ansietas, gelisah.
9.  Makanan / cairan
Gejala : Nafsu makan menurun.
Tanda : Penurunan berat badan, turgor kulit buruk, tampak kulit dan membran mukosa kering.
10.  Hygiene
Gejala : Keletihan / kelemahan
Tanda : Penampilan tidak rapi.
11.  Neurosensori
Gejala : Sakit kepala /pusing, gangguan penglihatan.
Tanda : Kelemahan otot, penurunan kekuatan otot.
12.  Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri pada punggung, sakit kepala.
Tanda : Penurunan rentang gerak, gelisah.
13.  Pernafasan
Gejala : Dispnea saat bekerja.
Tanda : Mengi
14.  Keamanan
Gejala : Riwayat transfusi.
Tanda : Demam ringan, gangguan penglihatan.
15.  Seksualitas
Gejala : Kehilangan libido.
D.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien anemia sel sabit baik aktual maupun potensial adalah sebagai berikut :
a   Nyeri berhubungan dengan diogsigenasi jaringan (Hb menurun).
b   Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan fungsi / gangguan pada sum-sum tulang.
c   Aktifitas intolerance berhubungan dengan kelemahan otot.
d   Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan porsi makan tidak dihabiskan.
e   Integritas kulit berhubungan dengan menurunnya aliran darah ke jaringan.
f   Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit.
g   Kecemasan / kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakitnya.
E.  RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1.  Nyeri berhubungan dengan diogsigenasi jaringan (HB rendah)
Tujuan : Tidak merasakan nyeri,
Tindakan keperawatan
a.  Kaji tingkat nyeri
Rasional: Dengan mengkaji tingkat nyeri dapat mempermudah dalam menentukan intervensi selanjutnya.
b.  Anjurkan klien teknik nafas dalam.
Rasional : Dengan menarik nafas dalam memungkinkan sirkulasi O2 ke jaringan terpenuhi.
c.  Bantu klien dalam posisi yang nyaman.
Rasional : Mengurangi ketegangan sehingga nyeri berkurang.
d.  Kolaborasi pemberian penambah darah
Rasional : Membantu klien dalam menaikkan tekanan darah dan proses penyembuhan.
2.  Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan fungsi/ gangguan sumsum tulang.
Tujuan : Perfusi jaringan adekuat
Tindakan keperawatan :
a.  Ukur tanda-tanda vital:
Rasional : Untuk mengetahui derajat/ adekuatnya perfusi jaringan dan menentukan intevensi selanjutnya.
b.  Tinggikan kepala tempat tidur klien
Rasional : Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler
c.  Pertahankan suatu lingkungan yang nyaman.
Rasional : Vasekonstriksi menurunkan sirkulasi perifer dan menghindari panas berlebihan penyebab vasodilatasi.
d.  Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila terjadi kelemahan.
Rasional : Stres kardiopulmonal dapat menyebabkan kompensasi.
3.  Aktivitas intolerance berhubungan dengan kelemahan otot
Tujuan : aktifitas toleransi,
Dengan kriteria : klien bisa melakukan gerakan motorik halus.
Tindakan keperawatan
    1. Kaji tingkat aktifitas klien
Rasional : Untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan klien dan untuk menetukan intervensi selanjutnya.
    1. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien
Rasional : Untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya.
    1. Bantu pasien dalam melakukan latihan aktif dan pasif
Rasional : Untuk meningkatkan sirkulasi jaringan
    1. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan ADLnya.
Rasional : Dengan bantuan perawat dan keluarga klien dapat memenuhi kebutuhannya.
    1. Berikan lingkungan tenang
Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan regangan jantung dan paru.
4.  Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan porsi makan tidak dihabiskan.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Dengan kriteria : nafsu makan meningkat, porsi makan dihabiskan.
Tindakan keperawatan :
a.  Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
Rasional : Mengidentifikasi efisiensi, menduga kemungkinan intervensi.
b.  Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering dan bervariasi
Rasional : Pemasukan makanan atau menambah kekuatan dan diberikan sedikit-sedikit agar pasien tidak merasa bosan.
c.  Beri HE tentang pentingnya makanan atau gizi
Rasional : Makanan yang bergizi dapat mempercepat penyembuhan penyakitnya.

d.  Timbang berat badan setiap hari.
Rasional : Mengawasi penurunan BB atau efektivitas intervensi nutrisi.
e.  Penatalaksanaan pemberian vitamin B1.
Rasional : Vitamin bisa menambah nafsu makan.
f.  Konsul pada ahli gizi
Rasional : Membantu dalam membuat rencana diit untuk memenuhi kebutuhan individu.
5.  Gangguan integritas kulit berhubungan dengan menurunnya aliran darah ke jaringan
Tujuan : Mempertahankan integritas kulit
Dengan kriteria : kulit segar, sirkulasi darah lancar
Tindakan keperawatan .
a.  Kaji integritas kulit, catat pada perubahan turgor, gangguan warna
Rasional : Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilitas
b.  Anjurkan permukaan kulit kering dan bersih
Rasional : Area lembab, terkontamiansi memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organisme patogenik
c.  Ubah posisi secara periodik
Rasional : Meningkatkan sirkulasi ke semua area kulit membatasi iskemia jaringan / mempengaruhi hipoksia selular.
d.  Tinggikan ekstremitas bawah bila duduk
Rasional : Meningkatkan aliran balik vena menurunkan statis vena / pembentukan edema.
6.  Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit
Tujuan : Mencegah / menurunkan resiko infeksi
Tindakan keperawatan
a)  Berikan perawatan kulit
Rasional : Menurunkan resiko kerusakan kulit / jaringan dan infeksi
b)  Dorong perubahan posisi / ambulasi yang sering
Rasional : Meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu mobilisasi sekresi
c)  Tingkatkan masukan cairan adekuat
Rasional : Membantu dalam mengencerkan sekret pernafasan untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah statis cairan tubuh
d)  Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardia.
Rasional : Adanya proses inflamasi / infeksi membutuhkan evaluasi / pengobatan.
7.  Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakitnya.
Tujuan : Memahami tentang penyakitnya, mau menerima keadaan penyakitnya, klien
tidak bertanya tentang penyakitnya
Tindakan keperawatan
a)  Berikan informasi tentang penyakitnya
Rasional : Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat, menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program terapi
b)  Kaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya
Rasional : Memberi pengetahuan berdasarkan pola kemampuan klien untuk memilih informasi
c)  Dorong mengkonsumsi sedikitnya 4 – 6 liter cairan perhari
Rasional : Mencegah dehidrasi dan konsekuensi hiperviskositas yang dapat membuat sabit / krisis.
d)  Dorong latihan rentang gerak dan aktivitas fisik teratur dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
Rasional : Mencegah demineralisasi tulang dan dapat menurunkan resiko fraktur.







DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. M, Mary F.M, Alice C.G, (2002), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brendo, (2002), Keperawatan Medikal Bedah, vol. 3, Jakarta, EGC:
Hall and Guyton, (2007), Fisiologi Kedokteran, EGC : Jakarta.
Noer Sjaifullah H. M, (2009), Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, FKUI, Jakarta.





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar